Banyak yang bilang pada saya, bahwa akan ada ujian setelah menikah yang akan dialami oleh laki-laki dan perempuannya.
Ya saya baru saja mengalaminya. Ujian yang datang dari orang terdekat saya.
Ujian yang seharusnya mungkin saya masih bisa bersyukur. Karena ada suami yang mendampingi saya dan berdiri di depan saya ketika saya dilukai oleh orang terdekat saya.
Rasanya gak pantes ya seorang laki-laki membentak perempuan hanya karena laki-laki itu kezel sama suami si perempuan itu.
Ya kalo emang kezel sama suaminya, kenapa harus si perempuannya dibawa-bawa juga sih. Notabenenya, perempuan ini adalah orang terdekat dia juga. Ah sudahlah.. Gak ada habisnya bicara mengenai ini.
Tapi sungguh, ini sangat melukai hati saya. Dia yang saya anggap Kaka laki-laki kandung saya sendiri, dia yang saya anggap pelindung saya ketika dulu saya masih gadis, kenapa tiba-tiba berubah seperti ini? Apa salah dan dosa yang telah saya perbuat?
Jujur, kemarin itu saya gak mau cerita sama siapa-siapa. Gak mau cerita sama orang tua, gak mau cerita sama suami. Tapi saya gak kuat nahan sendiri. Lagipula kan gak boleh ada yng ditutup-tutupin dari suami. Harus terbuka semuanya.
Ketika saya jujur, suami tampak biasa saja, stay cool seperti ciri khas dia. Tapi gak lama kemudian, suami saya datang dengan muka menahan amarah sambil berkata "Kamu itu udah beda sekarang statusnya, dulu kamu anaknya ayah kamu, sekarang kamu istri saya. Siapapun yang berani melukai hati kamu sama saja telah melukai hati saya. Dan saya tidak bisa tinggal diam. Kamu adalah harga diri saya, saya gak mungkin membiarkan harga diri saya diinjak oleh orang lain. Oleh siapapun itu"
Ah..... Mau peluk suami rasanya saat itu juga.. Tapi gak mungkin, masih banyak orang hehehe
Saya hanya ingin hubungan saya baik-baik dengan siapapun, terlepas dia ada masalah atau tidak dengan suami saya.
Saya hanya ingin, berhentilah bersifat dan berkelakuan seperti anak kecil, yang apa-apa kemauannya harus diturutin. Mungkin kalau kamu di rumah kamu sendiri bisa kamu lakukan, tapi ini beda, ini tempat kerja. Di mana kita harus bekerja secara profesional.
Berhentilah menyakiti hati perempuan, karena kamu sendiri memiliki anak perempuan.
Apa kamu akan diam saja jika suatu hari kelak anak perempuan dibentak dan dicaci maki oleh laki-laki lain yang notabene nya orang terdekatnya?
Cukup kamu berkelakuan seperti itu. Berhenti menyakiti hati orang. Karena kamu gak tau doa apa yang dia panjatkan saat hatinya sedang kau sakiti.
Cukup, kamu harus berhenti, karena sebentar lagi kamu akan menjadi bapak dari 2 orang anak.
Berhentilah menyakiti hati orang lain dengan ucapan dan tingkah lakumu.
Salam dari yolla (yang kemarin sore nangis tapi masih tetep lanjutin puasanya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar