Mau cerita sedikit, boleh? Eh tapi kalo banyak juga gapapa kan?
Jadi ceritanya kemarin hari minggu 26 juni pulang ke bekasi. Berangkat jam 5 abis shubuh. Sengaja pagi-pagi soalnya siang mesti balik lagi karena ada kerjaan.
Tapi pas begitu mau pulang, sedih rasanya. Karena bulan puasa tahun ini saya sama sekali belum buka puasa di rumah. Udah gitu ini pertama kalinya selama 22 tahun di hidup saya, saya lebaran gak sama keluarga, tapi sama keluarga orang (maksudnya keluarga suami saya hahaha)
Begitupun dengan ibu, saya lihat ada mata yang berkaca-kaca saat saya dan suami pamitan. Kalau ayah sih biasa aja, malah bercandain saya "wah jadi orang kampung dong sekarang?" Hahaha
Ini saya ngetiknya juga sambil berkaca-kaca. Lebay sih. Padahal nanti lebaran hari ketiga saya sudah di rumah lagi. Tapi ya namanya saya anak perempuan pertama di keluarga. Mungkin ibu saya merasakan, "Akhirnya anak gue dibawa juga sama orang" kraiiiii sekebon
Saya sih lebih ke yang "haahhh tiba juga saatnya gue dibawa ke kampung suami, ke rumah suami, ke keluarga suami"
Soalnya selama 2,5 thn pacaran belum pernah dibawa ke rumahnya. Ya karena jauh juga dan gak boleh sama orang tua saya. Kalau kata orang tua saya, nanti aja ke rumahnya kalo udah halal. Haram pergi jauh-jauh berduaan apalagi sampai menginap. Iya, ayah dan ibu saya masih memahami ajaran orang tua terdahulu. Tapi saya senang mereka masih berfikiran seperti itu, karena itu melindungi anak perempuan mereka jatuh ke dalam hal-hal yang tidak disukai Allah.
Untuk ibu dan ayah, sekarang kakak udah diambil sama suami kakak, tahun ini lebaran hari pertama kakak di kampung suami dulu ya, Insya Allah tahun depan lebaran hari pertama di rumah.
Udah deh ah, takut beneran nangis nih hahaha
Salam manis dari yolla yang tahun ini mudik ke cilacyap :p
Senin, 27 Juni 2016
Jumat, 17 Juni 2016
Lyfe
Tentang kehidupan.. Apalah arti kehidupan bagi gadis seperti saya? Wait... Gadis? Udah enggak gadis woyyyy :p
Oke.. mari kita ulang..
Apalah arti kehidupan bagi seorang perempuan yang sekarang sudah berganti status dari gadis menjadi seorang istri?
Kehidupan ini ternyata bukan semata-mata, kamu dapat bersenang-senang dengan orang-orang disekitarmu. Tetapi ternyata jauh lebih dalam, kehidupan merupakan perpaduan asam manis kehidupan.. Ya terkadang ada pahitnya juga... Tentu bukanlah hal yang klise jika saya berkata seperti itu.. Karena memang benar adanya, seperti itu kenyataannya..
Sejauh ini saya sudah merasakan apa yang ibu saya rasakan. Kadang saya suka berbicara pada suami "Pantas saja ibu suka marah-marah ya mas.. Aku yang baru punya suami dan belum memiliki anak saja, rasanya cape sekali. Apa kabar ibu, Seorang guru dan seorang ibu dari 6 anak yang masih kecik-kecik semua?"
Tapi saya yakin, cape yang saya dan ibu saya rasakan, adalah cape bahagia. Kenapa bahagia? Karena kami melakukan dengan ikhlas demi keluarga kami.
Contoh ibu saya, Pagi berangkat mengajar, pulang siang, terkadang pulang sore jika ada tambahan bimbel untuk anak muridnya yang suka memaksa ibu saya. Kenapa memaksa? Karena ibu saya sering bilang, cari guru les yang lain aja ya, ibu ada bayi di rumah. Tapi tetep keukeuh, anak muridnya hanya mau diajarin les sama ibu saya. Saya gak tau apa yang membuat anak-anak murid ibu saya begitu jatuh cinta pada ibu saya. Karena yang saya tau, ibu saya adalah seorang ibu yang galak di rumah hahaha Ya walaupun galaknya beralasan. Galak yang bertujuan agar anak-anaknya mandiri dan tidak manja. Dan itu berhasil di diri saya sendiri.
Setelah pulang mengajar, ibu saya tidak langsung berleha-leha di atas kasur. Ibu saya harus memberi asi kepada adik saya yang masih bayi. Setelah itu ibu saya biasanya pergi ke dapur dan siap memasak untuk lauk sore dan malam. Tentu dengan sayur-sayuran yang sudah dibelinya ketika pulang mengajar. Jadi kalau dirata-ratain biasanya ibu saya baru bisa beristirahat sekitar jam 4 atau jam 5 sore.. Sangat cape bukan?
Ya itulah kehidupan.. dengan seperti itu ibu saya mampu mendidik ke-enam anakya dan murid-murid di sekolahnya. Saya bangga memiliki ibu seorang guru. Karena itu artinya, ibu saya tidak hanya mencetak generasi penerus bangsa di rumahnya tetapi juga di sekolahnya. Bangga bukan menjadi saya?
Bu.. tentang semua kebohongan-kebohongan dan hal-hal yang melukai hati dan perasaan ibu karena perbuatan kaka. Kaka minta maaf bu.. Kaka tau, ibu pasti tau kebohongan-kebohongan apa saja yang pernah kaka buat, karena kaka tau, kaka gak bisa bohong sama ibu. Sepintar apapun kaka berbohog, ibu pasti tau yang sejujurnya tanpa perlu kaka ceritakan. Kaka berdoa agar ibu dan ayah diberikan kesehatan, dijauhkan dari penyakit, diberikan umur yang panjang dan juga semoga senantiasa dalam lindungan Allah swt.
Salam manis dari Kakak yang memiliki 5 adik perempuan yang sangat kaka sayangi *kisshug*
Oke.. mari kita ulang..
Apalah arti kehidupan bagi seorang perempuan yang sekarang sudah berganti status dari gadis menjadi seorang istri?
Kehidupan ini ternyata bukan semata-mata, kamu dapat bersenang-senang dengan orang-orang disekitarmu. Tetapi ternyata jauh lebih dalam, kehidupan merupakan perpaduan asam manis kehidupan.. Ya terkadang ada pahitnya juga... Tentu bukanlah hal yang klise jika saya berkata seperti itu.. Karena memang benar adanya, seperti itu kenyataannya..
Sejauh ini saya sudah merasakan apa yang ibu saya rasakan. Kadang saya suka berbicara pada suami "Pantas saja ibu suka marah-marah ya mas.. Aku yang baru punya suami dan belum memiliki anak saja, rasanya cape sekali. Apa kabar ibu, Seorang guru dan seorang ibu dari 6 anak yang masih kecik-kecik semua?"
Tapi saya yakin, cape yang saya dan ibu saya rasakan, adalah cape bahagia. Kenapa bahagia? Karena kami melakukan dengan ikhlas demi keluarga kami.
Contoh ibu saya, Pagi berangkat mengajar, pulang siang, terkadang pulang sore jika ada tambahan bimbel untuk anak muridnya yang suka memaksa ibu saya. Kenapa memaksa? Karena ibu saya sering bilang, cari guru les yang lain aja ya, ibu ada bayi di rumah. Tapi tetep keukeuh, anak muridnya hanya mau diajarin les sama ibu saya. Saya gak tau apa yang membuat anak-anak murid ibu saya begitu jatuh cinta pada ibu saya. Karena yang saya tau, ibu saya adalah seorang ibu yang galak di rumah hahaha Ya walaupun galaknya beralasan. Galak yang bertujuan agar anak-anaknya mandiri dan tidak manja. Dan itu berhasil di diri saya sendiri.
Setelah pulang mengajar, ibu saya tidak langsung berleha-leha di atas kasur. Ibu saya harus memberi asi kepada adik saya yang masih bayi. Setelah itu ibu saya biasanya pergi ke dapur dan siap memasak untuk lauk sore dan malam. Tentu dengan sayur-sayuran yang sudah dibelinya ketika pulang mengajar. Jadi kalau dirata-ratain biasanya ibu saya baru bisa beristirahat sekitar jam 4 atau jam 5 sore.. Sangat cape bukan?
Ya itulah kehidupan.. dengan seperti itu ibu saya mampu mendidik ke-enam anakya dan murid-murid di sekolahnya. Saya bangga memiliki ibu seorang guru. Karena itu artinya, ibu saya tidak hanya mencetak generasi penerus bangsa di rumahnya tetapi juga di sekolahnya. Bangga bukan menjadi saya?
Bu.. tentang semua kebohongan-kebohongan dan hal-hal yang melukai hati dan perasaan ibu karena perbuatan kaka. Kaka minta maaf bu.. Kaka tau, ibu pasti tau kebohongan-kebohongan apa saja yang pernah kaka buat, karena kaka tau, kaka gak bisa bohong sama ibu. Sepintar apapun kaka berbohog, ibu pasti tau yang sejujurnya tanpa perlu kaka ceritakan. Kaka berdoa agar ibu dan ayah diberikan kesehatan, dijauhkan dari penyakit, diberikan umur yang panjang dan juga semoga senantiasa dalam lindungan Allah swt.
Salam manis dari Kakak yang memiliki 5 adik perempuan yang sangat kaka sayangi *kisshug*
Kamis, 09 Juni 2016
Tentang ujian setelah menikah
Banyak yang bilang pada saya, bahwa akan ada ujian setelah menikah yang akan dialami oleh laki-laki dan perempuannya.
Ya saya baru saja mengalaminya. Ujian yang datang dari orang terdekat saya.
Ujian yang seharusnya mungkin saya masih bisa bersyukur. Karena ada suami yang mendampingi saya dan berdiri di depan saya ketika saya dilukai oleh orang terdekat saya.
Rasanya gak pantes ya seorang laki-laki membentak perempuan hanya karena laki-laki itu kezel sama suami si perempuan itu.
Ya kalo emang kezel sama suaminya, kenapa harus si perempuannya dibawa-bawa juga sih. Notabenenya, perempuan ini adalah orang terdekat dia juga. Ah sudahlah.. Gak ada habisnya bicara mengenai ini.
Tapi sungguh, ini sangat melukai hati saya. Dia yang saya anggap Kaka laki-laki kandung saya sendiri, dia yang saya anggap pelindung saya ketika dulu saya masih gadis, kenapa tiba-tiba berubah seperti ini? Apa salah dan dosa yang telah saya perbuat?
Jujur, kemarin itu saya gak mau cerita sama siapa-siapa. Gak mau cerita sama orang tua, gak mau cerita sama suami. Tapi saya gak kuat nahan sendiri. Lagipula kan gak boleh ada yng ditutup-tutupin dari suami. Harus terbuka semuanya.
Ketika saya jujur, suami tampak biasa saja, stay cool seperti ciri khas dia. Tapi gak lama kemudian, suami saya datang dengan muka menahan amarah sambil berkata "Kamu itu udah beda sekarang statusnya, dulu kamu anaknya ayah kamu, sekarang kamu istri saya. Siapapun yang berani melukai hati kamu sama saja telah melukai hati saya. Dan saya tidak bisa tinggal diam. Kamu adalah harga diri saya, saya gak mungkin membiarkan harga diri saya diinjak oleh orang lain. Oleh siapapun itu"
Ah..... Mau peluk suami rasanya saat itu juga.. Tapi gak mungkin, masih banyak orang hehehe
Saya hanya ingin hubungan saya baik-baik dengan siapapun, terlepas dia ada masalah atau tidak dengan suami saya.
Saya hanya ingin, berhentilah bersifat dan berkelakuan seperti anak kecil, yang apa-apa kemauannya harus diturutin. Mungkin kalau kamu di rumah kamu sendiri bisa kamu lakukan, tapi ini beda, ini tempat kerja. Di mana kita harus bekerja secara profesional.
Berhentilah menyakiti hati perempuan, karena kamu sendiri memiliki anak perempuan.
Apa kamu akan diam saja jika suatu hari kelak anak perempuan dibentak dan dicaci maki oleh laki-laki lain yang notabene nya orang terdekatnya?
Cukup kamu berkelakuan seperti itu. Berhenti menyakiti hati orang. Karena kamu gak tau doa apa yang dia panjatkan saat hatinya sedang kau sakiti.
Cukup, kamu harus berhenti, karena sebentar lagi kamu akan menjadi bapak dari 2 orang anak.
Berhentilah menyakiti hati orang lain dengan ucapan dan tingkah lakumu.
Salam dari yolla (yang kemarin sore nangis tapi masih tetep lanjutin puasanya)
Ya saya baru saja mengalaminya. Ujian yang datang dari orang terdekat saya.
Ujian yang seharusnya mungkin saya masih bisa bersyukur. Karena ada suami yang mendampingi saya dan berdiri di depan saya ketika saya dilukai oleh orang terdekat saya.
Rasanya gak pantes ya seorang laki-laki membentak perempuan hanya karena laki-laki itu kezel sama suami si perempuan itu.
Ya kalo emang kezel sama suaminya, kenapa harus si perempuannya dibawa-bawa juga sih. Notabenenya, perempuan ini adalah orang terdekat dia juga. Ah sudahlah.. Gak ada habisnya bicara mengenai ini.
Tapi sungguh, ini sangat melukai hati saya. Dia yang saya anggap Kaka laki-laki kandung saya sendiri, dia yang saya anggap pelindung saya ketika dulu saya masih gadis, kenapa tiba-tiba berubah seperti ini? Apa salah dan dosa yang telah saya perbuat?
Jujur, kemarin itu saya gak mau cerita sama siapa-siapa. Gak mau cerita sama orang tua, gak mau cerita sama suami. Tapi saya gak kuat nahan sendiri. Lagipula kan gak boleh ada yng ditutup-tutupin dari suami. Harus terbuka semuanya.
Ketika saya jujur, suami tampak biasa saja, stay cool seperti ciri khas dia. Tapi gak lama kemudian, suami saya datang dengan muka menahan amarah sambil berkata "Kamu itu udah beda sekarang statusnya, dulu kamu anaknya ayah kamu, sekarang kamu istri saya. Siapapun yang berani melukai hati kamu sama saja telah melukai hati saya. Dan saya tidak bisa tinggal diam. Kamu adalah harga diri saya, saya gak mungkin membiarkan harga diri saya diinjak oleh orang lain. Oleh siapapun itu"
Ah..... Mau peluk suami rasanya saat itu juga.. Tapi gak mungkin, masih banyak orang hehehe
Saya hanya ingin hubungan saya baik-baik dengan siapapun, terlepas dia ada masalah atau tidak dengan suami saya.
Saya hanya ingin, berhentilah bersifat dan berkelakuan seperti anak kecil, yang apa-apa kemauannya harus diturutin. Mungkin kalau kamu di rumah kamu sendiri bisa kamu lakukan, tapi ini beda, ini tempat kerja. Di mana kita harus bekerja secara profesional.
Berhentilah menyakiti hati perempuan, karena kamu sendiri memiliki anak perempuan.
Apa kamu akan diam saja jika suatu hari kelak anak perempuan dibentak dan dicaci maki oleh laki-laki lain yang notabene nya orang terdekatnya?
Cukup kamu berkelakuan seperti itu. Berhenti menyakiti hati orang. Karena kamu gak tau doa apa yang dia panjatkan saat hatinya sedang kau sakiti.
Cukup, kamu harus berhenti, karena sebentar lagi kamu akan menjadi bapak dari 2 orang anak.
Berhentilah menyakiti hati orang lain dengan ucapan dan tingkah lakumu.
Salam dari yolla (yang kemarin sore nangis tapi masih tetep lanjutin puasanya)
Rabu, 08 Juni 2016
Puasa hari ketiga
Hari ini tanggal 8 juni 2016. Memasuki hari ketiga di bulan suci ramadhan.
Bulan Ramadhan pertama dengan suami, dan bulan ramadhan ketiga bersama mz didi.
Rasanya berbeda. Sangat jauh berbeda.
Sahur bangun lebih awal untuk mempersiapkan lauk sahur.
Istirahat kerja pulang untuk memasak berbuka puasa.
Pulang kerja kembali mempersiapkan hidangan buka puasa.
Selesai buka puasa harus cuci piring dan beresberes kontrakan.
Baru setelah itu saya bisa mandi, beristirahat sebentar dan melayani suami Hehehe
Hidupku terasa jauh lebih berarti.Terasa sangat menyenangkan.
Rasanya tak pernah terfikirkan olehku, bahwasanya aku bisa memasak HAHAHAHA
sahur masak, buka puasa masak.
Dan suami selalu ngelarang kalau aku masak. Dia bilang, "kasihan, kamu kan udah cape kerja, masa di rumah (re : kontrakan) masih kerja lagi. Udah kita beli aja"
Dan aku selalu keukeuh "cukup kamu bikin aku seneng, aku gak akan cape dengan semua ini"
tapi eh tapi ada hal yang patut dicurigain juga sih.
Jangan-jangan dia gak mau lagi makan masakan aku hahaha
sampai suatu hari aku pasang status di bbm " gak dibolehin masak"
Dan hampir semua chat yang masuk, comment "Saking gak enaknya masakan elu yol?"
Hahahaha
Serius deh.. masakan gue tuh enak loh. Gue juga heran bisa masak seenak itu hahaha
Tapi emang bener sih, jadi istri itu cape. semua kerjaan rumah jadi double.
cuci pring double, cuci baju double, beres-beres double, setrika double (walaupun gue jarang setrika haha)
Cuma tetep sih kebanyakan enaknya, enak tidur ada yang nemenin, enak makan ada yang nemenin, enak apa-apa tinggal teriak "mas... ada kecoa" atau "mas...nyalain air" hahahaha
Menikah itu memang bukan skedar hidup berdua berlandaskan cinta. tapi gue tipe orang yang percaya, kalau menikah itu harus pakai pondasi utama cinta. Yaiyalah cinta, masa iya lu mau ngabisin waktu seumur hidup lu sama orang yang gak lu cinta. kesiksa banget dong seumur hidup lu?
setelah itu, harus bertekad berusaha berdua. Apapun yang terjadi harus ditanggung berdua. Harus belajar mikirin "gimana ya caranya biar bisa beli ini?" atau "perlu nabung berapa lama ya untuk bisa mencapai itu?"
Ya, kami harus bekerja keras untuk mendaptkan sesuatu yang kami impikan. Karena kami berdua berasal dari keluarga sederhana. So, kami gak bisa seenaknya minta sama orang tua pengen ini dan itu. Kami harus nabung,nabung dan nabung. Hal yang sulit banget buat gue pribadi hahaha Abis gatel banget kalo pegang uang bawaannya ada aja yang pengen dibeli Hahaha
Tapi semenjak jadi istri, Kalau mau beli apa-apa aku selalu ijin dulu sama suami. Bisi kualat lamun teu bebeja ka suami teh hahaha
Sekarang mah mesti nurut sama suami, udah gak bisa ngelawan lagi (boong deng, masih ngelawan dikit-dikit. Please jangan dicontoh ya hehe)
Dulu mah jaman pacaran, beuuhhh ngelawan mulu. Susah dibilanginnya. Kapala batu banget lah pokoknya.
Tapi semenjak laki-laki itu mengucapkan ijab qabul di depan ayah dan pak penghulu, semuanya berubah (jreeng jreeeng)
Intinya di hari ke 35 saya menjadi istri. Saya senang dan bahagia.
Semoga akan selalu bahagia untuk ke depannya (bolehlah sedih-sedih sedikit tapi jangan banyak-banyak. Banyakin bahagianya aja ya hehehe)
Salam manis dari yolla yang tadi istirahat kerja masak ayam kecap mentega (ngg tapi tadi lupa belum masukin menteganya hahaha nanti deh pulang kerja masukin menteganya)
Bulan Ramadhan pertama dengan suami, dan bulan ramadhan ketiga bersama mz didi.
Rasanya berbeda. Sangat jauh berbeda.
Sahur bangun lebih awal untuk mempersiapkan lauk sahur.
Istirahat kerja pulang untuk memasak berbuka puasa.
Pulang kerja kembali mempersiapkan hidangan buka puasa.
Selesai buka puasa harus cuci piring dan beresberes kontrakan.
Baru setelah itu saya bisa mandi, beristirahat sebentar dan melayani suami Hehehe
Hidupku terasa jauh lebih berarti.Terasa sangat menyenangkan.
Rasanya tak pernah terfikirkan olehku, bahwasanya aku bisa memasak HAHAHAHA
sahur masak, buka puasa masak.
Dan suami selalu ngelarang kalau aku masak. Dia bilang, "kasihan, kamu kan udah cape kerja, masa di rumah (re : kontrakan) masih kerja lagi. Udah kita beli aja"
Dan aku selalu keukeuh "cukup kamu bikin aku seneng, aku gak akan cape dengan semua ini"
tapi eh tapi ada hal yang patut dicurigain juga sih.
Jangan-jangan dia gak mau lagi makan masakan aku hahaha
sampai suatu hari aku pasang status di bbm " gak dibolehin masak"
Dan hampir semua chat yang masuk, comment "Saking gak enaknya masakan elu yol?"
Hahahaha
Serius deh.. masakan gue tuh enak loh. Gue juga heran bisa masak seenak itu hahaha
Tapi emang bener sih, jadi istri itu cape. semua kerjaan rumah jadi double.
cuci pring double, cuci baju double, beres-beres double, setrika double (walaupun gue jarang setrika haha)
Cuma tetep sih kebanyakan enaknya, enak tidur ada yang nemenin, enak makan ada yang nemenin, enak apa-apa tinggal teriak "mas... ada kecoa" atau "mas...nyalain air" hahahaha
Menikah itu memang bukan skedar hidup berdua berlandaskan cinta. tapi gue tipe orang yang percaya, kalau menikah itu harus pakai pondasi utama cinta. Yaiyalah cinta, masa iya lu mau ngabisin waktu seumur hidup lu sama orang yang gak lu cinta. kesiksa banget dong seumur hidup lu?
setelah itu, harus bertekad berusaha berdua. Apapun yang terjadi harus ditanggung berdua. Harus belajar mikirin "gimana ya caranya biar bisa beli ini?" atau "perlu nabung berapa lama ya untuk bisa mencapai itu?"
Ya, kami harus bekerja keras untuk mendaptkan sesuatu yang kami impikan. Karena kami berdua berasal dari keluarga sederhana. So, kami gak bisa seenaknya minta sama orang tua pengen ini dan itu. Kami harus nabung,nabung dan nabung. Hal yang sulit banget buat gue pribadi hahaha Abis gatel banget kalo pegang uang bawaannya ada aja yang pengen dibeli Hahaha
Tapi semenjak jadi istri, Kalau mau beli apa-apa aku selalu ijin dulu sama suami. Bisi kualat lamun teu bebeja ka suami teh hahaha
Sekarang mah mesti nurut sama suami, udah gak bisa ngelawan lagi (boong deng, masih ngelawan dikit-dikit. Please jangan dicontoh ya hehe)
Dulu mah jaman pacaran, beuuhhh ngelawan mulu. Susah dibilanginnya. Kapala batu banget lah pokoknya.
Tapi semenjak laki-laki itu mengucapkan ijab qabul di depan ayah dan pak penghulu, semuanya berubah (jreeng jreeeng)
Intinya di hari ke 35 saya menjadi istri. Saya senang dan bahagia.
Semoga akan selalu bahagia untuk ke depannya (bolehlah sedih-sedih sedikit tapi jangan banyak-banyak. Banyakin bahagianya aja ya hehehe)
Salam manis dari yolla yang tadi istirahat kerja masak ayam kecap mentega (ngg tapi tadi lupa belum masukin menteganya hahaha nanti deh pulang kerja masukin menteganya)
Langganan:
Postingan (Atom)